Laporan PANEL BY PANEL: Operation Perry bersama OACD Launching JAGATSAMA


Laporan PANEL BY PANEL: Operation Perry bersama OACD Launching JAGATSAMA

Pada Sabtu, 10 Mei 2025, ONTAKERIPUT COMICS menggelar PANEL BY PANEL Operation Perry di daerah Ciputat, Tangerang Selatan. Pada kesempatan ini mereka kedatangan teman-teman dari OFFICE OF ARTISTIC CREATIONS AND DEVELOPMENT, diwakili oleh Audie Siswanto, Dimar Pamekas, dan Christopher Oliver. Mereka menggunakan kesempatan kali ini untuk launching proyek JAGATSAMA, dengan sejumlah komik yang berkutat dalam universe tersebut seperti VICTORIA dan BUDDY. Selain itu hadir juga Pradipa P. Rasidi, seorang antropolog digital, untuk mengadakan diskusi mengenai penggunaan generative AI di industri kreatif.

<Pokok Acara PANEL BY PANEL: Operation Perry>

  • 12:00: Pembukaan acara oleh ONTAKERIPUT COMICS dan sesi pertama launching JAGATSAMA bersama Audie Siswanto, Dimar Pamekas, dan Christopher Oliver dari OACD
  • 13:00: Istirahat siang
  • 13:30: Jeda update KOMPAK bersama Santoso Harwanto dan Widi Susanto dari KALIBRASI KOMIK
  • 13:50: Sesi kedua membahas konsep superhero bersama Audie Siswanto, Dimar Pamekas, dan Christopher Oliver
  • 15:00: Sesi ketiga membahas pemakaian AI di industri kreatif bersama Pradipa P. Rasidi
  • 16:30: Penutupan dan foto bersama

Sesi pertama digelar pada jam 12 siang karena tim OFFICE OF ARTISTIC CREATIONS AND DEVELOPMENT atau OACD agak terlambat hadir. Saat tiba di lokasi, sayangnya Cindy Nirmala selaku CCO juga berhalangan hadir karena sakit. CEO Audie Siswanto, COO Dimar Pamekas, dan script writer Christopher Oliver pun menggantikan perannya untuk mengumumkan rencana besar organisasi mereka: OACD.

OACD sendiri merupakan sebuah ‘IP house’ yang menciptakan berbagai macam karya untuk menjadi bahan media seperti komik dan film. Dalam kesempatan kali ini, mereka tampil di PANEL BY PANEL untuk menjelaskan sejumlah dari IP mereka tersebut. “Kita sebenernya kalau mau dibilang studio, nggak; lebih ke IP house. Jadi kita develop IP, IP-nya di-produce jadi komik, jadi film pendek, dan ada lah medium-medium lain yang bisa kita ke sana juga,” jelas Audie. Dimar juga menambahkan kalau nama organisasi mereka sengaja tidak membawa-bawa kata studio atau comics atau apapun yang terlalu mengekang ranah berkarya mereka dan memberikan keleluasaan dalam mengerjakan proyek multimedia baik dalam dan luar negeri.

Dimar kemudian menjelaskan kalau OACD baru mulai berjalan kurang dari 1 tahun lamanya — tepatnya 5 bulan dari sekitar Januari 2025. Saat ini, divisi OACD Comics dikepalai oleh Dominic Brian dengan 8 artist dan 3 letterist yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Mereka dikabarkan sedang menggarap 6 serial, 1 cerita one-shot internal, dan 1 cerita one-shot kolaboratif.

Laporan PANEL BY PANEL: Operation Perry bersama OACD Launching JAGATSAMA

“Untuk di komik, yang paling diutamakan untuk saat ini adalah REALITYVERSE atau bisa dibilang JAGATSAMA,” jelas Christoper. “REALITYVERSE menampilkan dunia superhero seperti yang kita tahu. Namun kita melihat genre superhero dalam pandangan budaya nasional; kita melihat perspektif, isu-isu budaya dan sosiopolitik dalam skala yang lebih ‘grounded’ dan lebih mendekati kehidupan sehari-hari”. Audie menyimpulkan kalau mereka ingin membuat dunia superhero yang realistis bagaikan serial WATCHMEN atau THE BOYS. Mereka juga mengedepankan sejarah alternatif, seperti mengambil contoh, Adam Malik menjadi bapak pembangunan dalam dunia JAGATSAMA, Itali menjadi bagian Sekutu dalam Perang Dunia II, lengkap dengan peta dunia alternatifnya.

Dimar kembali menambahkan kalau tujuan utama OACD adalah ‘mengeksplorasi’ bagaimana jika ada superhero di dunia ini. “Reality will change, makanya kita sebutnya REALITYVERSE, while still recognizeable,” jelasnya. Sejumlah karya yang sudah disiapkan untuk hadir di bawah bendera REALITYVERSE atau JAGATSAMA ini sendiri adalah:

Namun kita melihat genre superhero dalam pandangan budaya nasional; kita melihat perspektif, isu-isu budaya dan sosiopolitik dalam skala yang lebih ‘grounded’ dan lebih mendekati kehidupan sehari-hari.”

Christopher Oliver menjelaskan ‘jagatsama’ dari oacd
  • VICTORIA: VICTORIA, seorang anggota idol group, mendapati bahwa dia memiliki kekuatan super. Pihak manajemen berusaha mengkomersialisasikan kekuatan barunya sementara kehidupannya berputar 180 derajat secara perlahan-lahan.
    • Tema yang diangkat mengenai fanbase, wota, dan suka-duka menjadi artis di Indonesia.
    • Sudah bisa dibaca di LINE Webtoon dan akan tersedia di Global Comix untuk versi bahasa Inggris.
  • BUDDY: Kucing abadi yang dulunya merupakan tentara Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Ketika jasanya sudah dibutuhkan lagi oleh negara, tempat tinggal BUDDY dan teman-temannya pun digusur untuk dijadikan pusat perbelanjaan.
    • Tema yang diangkat mengenai carut-marut politik, isu kesejahteraan veteran, dan hak asasi hewan.
    • Akan tersedia di LINE Webtoon, Global Comix, serta Zebra-Comics untuk pasar Afrika Barat dan Utara.
  • PRAMUDYA DARMAWAN S.Pd.: PRAM adalah seorang guru di Yogyakarta yang harus kembali membangkitkan legenda Roh Danyang setelah muridnya menjadi korban klitih alias kekerasan jalanan.
    • Tema yang diangkat mengenai suka-duka menjadi guru serta budaya spiritual dan kriminalitas di Jawa Tengah.
    • Akan tersedia pada Juni 2025 di LINE Webtoon dan Global Comix.
  • BALAMARA: JAKA SANTOSA seorang jurnalis muda memiliki kamera yang dapat menangkap jiwa dan berubah wujud menjadi jagoan bernama CAPTURE. Meski aksinya didorong keinginan untuk menjadi seorang pahlawan, kadang uang jauh lebih penting dari apapun.
    • Tema yang diangkat mengenai kesehatan dan kesejahteraan warga, budaya kreator konten, dan filosofi nature vs nurture.
    • Akan tersedia pada Mei 2025 di LINE Webtoon dan Global Comix.
  • ETA: Seorang influencer anak jenderal yang memiliki kekuatan rahasia, mendadak mendapat dorongan menjadi pahlawan setelah salah satu penggemarnya mengalami kejadian tragis.
    • Tema yang diangkat mengenai idolisasi tokoh publik, kriminalitas, dan hubungan kekeluargaan.
    • Akan tersedia pada Juni 2025 di LINE Webtoon dan Global Comix.
  • SEKAWAN: HADRIYAN adalah seorang koki, pebisnis sukses, dan sosok ayah idola — namun memiliki masa lalu kelam. Suatu hari, dia tidak sengaja membunuh seseorang yang melecehkan anaknya. HADRIYAN pun kembali merasakan darah dan berniat membersihkan jalanan dengan caranya sendiri.
    • Tema yang diangkat mengenai kasus kriminalitas, budaya gosip, dan hubungan kekeluargaan.
    • Akan tersedia pada Juni 2025 di LINE Webtoon dan Global Comix.
  • EYANG SUCIPTO: CERITA DUA AYAH: Seorang pemerkosa bebas dari pengadilan karena kuasa sang ayah. Tapi yang tidak dia sadari, sesosok raja pocong EYANG SUCIPTO telah menunggunya saat dia pulang.
    • Tema yang diangkat mengenai kasus seksualitas dan legenda klenik.
    • One-shot in-house. Akan tersedia pada Juli 2025 dalam bentuk cetak, digital menyusul.
  • One-shot Kolaborasi dengan CRIMSON STAR COMICS: Kisah MAK GOMBEL, sesosok wewe gombel, yang harus bekerjasama dengan organisasi spiritual Singapura untuk menyelamatkan seorang bayi misterius.
    • Tema yang diangkat mengenai dunia mistis dan pelecehan anak di Asia Tenggara.
    • Akan tersedia dalam bentuk cetak.

Usai istirahat siang dan sebelum masuk ke sesi dua, Santoso Harwanto dan Widi Susanto dari KALIBRASI KOMIK mengumumkan sedikit pembaruan mengenai KOMPAK. Singkatan dari KOMIKUS PAMER KARYA, acara tersebut adalah pameran komik yang bakal digelar selama 10 hari di Artland Mall Kelapa Gading, Jakarta, pada tanggal 15-24 Agustus 2025 mendatang. Di tanggal 15 sampai 22 Agustus, acara akan berfokus pada pameran komik yang menampilkan karya-karya dari berbagai komikus dan ilustrator populer. Setelahnya, 2 hari terakhir akan diisi dengan comic market, memungkinkan para pengunjung untuk berbelanja komik-komik buatan kreator dari berbagai penjuru Indonesia.

Masuk ke sesi dua, Audie, Dimar, dan Christopher kembali mengisi acara. Kali ini mereka membahas mengenai konsep superhero dunia dalam tajuk CERITA PAHLAWAN: NASIONALISME, REPRESENTASI WAKTU, DAN HARAPAN.

“Superhero di Amerika itu merupakan lambang dari kedaulatan Amerika, lambang dari proyeksi kekuasaan Amerika,” jelas Dimar. Melanjutkan dari situ, tim OACD menceritakan kalau sosok pahlawan berkekuatan ‘super’ melebihi manusia biasa sudah kerap muncul jauh sebelum popularitas pahlawan berkostum dan bertopeng meledak. Sebut saja Perseus dari Yunani, King Arthur dari Inggris, dan Arjuna. Begitu pula konsep Devaraja dari Hindu, yang menganggap raja atau pemimpin memiliki sifat ilahi atau sebagai titisan dewa. Mitos-mitos yang melegendakan sosok sejarah pun juga bukan hal baru.

Dari pola pikir itu, masuklah ke era modern yang mulai menciptakan sosok-sosok pahlawan berkostum dalam beragam cerita bergambar. Contohnya FANTOMAS yang menjadi ZORRO serta CAPTAIN AMERICA dan SUPERMAN. Sosok mereka pun dianggap mengikuti perubahan situasi nasional penciptanya — dari mengidolakan raja, sosok perlawanan, hingga karakter fiktif yang menjadi lambang negara.

Audie kemudian menambahkan adanya penggabungan antara konsep lama dengan konsep baru, membawa imaji pahlawan ke era permutasi. Mengambil contoh DR. WHO yang bisa dianggap sebagai pahlawan super Inggris; dia melawan kejahatan, membela kebajikan, namun dengan penggambaran rakyat Inggris yang ideal: pria berdandanan posh, rapi. Ada pula KAMEN RIDER Jepang yang menggabungkan konsep pahlawan bertopeng dengan Jepang di era 60-70an yang menghadapi boom kemajuan teknologi. Begitu pun superhero Indonesia macam GUNDALA, ketika negara kita mulai akrab dengan unsur-unsur modernitas, teknologi, dan pencampuran budaya.

“GUNDALA sendiri kan aslinya ilmuwan, dan terkena petirnya dari eksperimen,” cerita Dimar. “Itu menggambarkan ketertarikan rakyat Indonesia kepada modernitas sebenernya.”

Laporan PANEL BY PANEL: Operation Perry bersama OACD Launching JAGATSAMA

Setelah sesi pembahasan genre dan perbincangan yang seru, sesi ketiga dan terakhir pun diisi oleh Pradipa P. Rasidi, seorang antropolog digital yang berfokus pada keamanan internet dan disinformasi atau hoaks. Belakangan ini dia sedang sering mengadakan riset mengenai pop culture dan sempat menjalankan proyek membuat game visual novel mengenai disinformasi berjudul TAKSA. Saat berkolaborasi dengan sebuah studio game untuk proyeknya tersebut, dia menemukan pengalaman menarik mengenai penggunaan AI di industri kreatif.

“Proyek itu dijalankan sekitar 2023, pas ChatGPT lagi rame-ramenya, muncul lah pembicaraan soal generative AI,” jelas Pradipa. “‘[…] Banyak nih proses-prosesnya yang bisa diotomatisasiin,’ termasuk saya waktu itu sempet ngajuin, karena visual novel kan banyak karakternya dan beberapa karakter nggak terlalu penting banyak karakter figuran.”

Tapi ternyata studio game tersebut menolak penggunaan AI dalam prosesnya. “Ternyata resistensinya cukup kuat,” tekannya. Menurut Pradipa sendiri, resistensi itu banyaknya hadir dari sisi ilustrasi. Ketika AI dipakai untuk membuat aset, ada penolakan. Tapi saat proses brainstorming dan mencari ide, tidak ada yang mempermasalahkan penggunaan AI. Itulah yang menjadi pertanyaan besar Pradipa di dunia industri kreatif dan di kalangan komikus.

Laporan PANEL BY PANEL: Operation Perry bersama OACD Launching JAGATSAMA

Tentunya, itu semua hanya sebagian dari keseruan acara diskusi komik tim ONTAKERIPUT COMICS di bulan Mei 2025; cuplikannya sendiri bisa disaksikan di atas. PANEL BY PANEL: Operation Perry akhirnya ditutup dengan sesi diskusi dan tanya jawab serta foto bersama. Bagi kalian yang sudah memiliki IP dan karya sendiri pun, ONTAKERIPUT COMICS bisa diajak untuk bekerja sama dalam hal penerbitan, marketing, maupun merchandising seperti mainan berbagai ukuran, poster, dan produk lainnya.


Leave a Reply

en_USEN
PAGE TOP