Laporan PANEL BY PANEL: From Film to Comic by ONTAKERIPUT COMICS, Bersama Widi Susanto dan Mohammad Arief Russanto


Laporan PANEL BY PANEL: From Film to Comic by ONTAKERIPUT COMICS, Bersama Widi Susanto dan Mohammad Arief Russanto

Pada Minggu, 24 November 2024, ONTAKERIPUT COMICS menggelar acara PANEL BY PANEL: From Film to Comic di daerah Ciputat, Tangerang Selatan. Kali ini, mereka mengundang Widi Susanto (KEMBARA, KAMBODJA) dan Mohammad Arief Russanto (VOLT) untuk membahas bagaimana kedua komikus tersebut bisa dan berhasil mengadaptasi film layar lebar menjadi komik cetak. Widi dengan BPBT dan KAMBODJA dari film TENGKORAK karya Yusron Fuadi sementara Arief mengerjakan ERNEST & THE DREAM STONE dari serial film Amerika Serikat ERNEST karya John Cherry yang dibintangi Jim Varney.

Pengunjung pun bisa menikmati jajanan Kopi Tropico dan Rujak Pempek. ONTAKERIPUT COMICS mengajak UMKM setempat sebagai vendor di PANEL BY PANEL dan akan terus berkomitmen menggaet bisnis lokal untuk meramaikan kegiatan-kegiatan selanjutnya.

<Pokok Acara PANEL BY PANEL: From Film to Comic>

  • 16:00: Pembukaan acara oleh Aldrick Fathirza dari ONTAKERIPUT COMICS.
  • 16:10: Presentasi perjalanan karir Widi Susanto sampai bisa mengerjakan komik KAMBODJA, dipandu oleh Zaid dari ONTAKERIPUT COMICS.
  • 17:00: Sesi tanya-jawab mengenai KAMBODJA dengan pengunjung.
  • 17:05: Presentasi perjalanan karir Mohammad Arief Russanto sampai mendapatkan proyek ERNEST & THE DREAM STONE.
  • 18:00: Sesi tanya-jawab mengenai ERNEST & THE DREAM STONE dengan pengunjung.
  • 18:10: Penutupan acara serta sesi foto bersama dan ramah-tamah.
Widi Susanto sebagai pembicara dan Zaid sebagai MC dari ONTAKERIPUT COMICS

Acara dibuka pada jam 16:00 oleh Aldrick Fathirza dari ONTAKERIPUT COMICS dan langsung menyambut Zaidd sebagai MC serta Widi Susanto untuk memulai sesi berbagi ilmu. Widi menceritakan perjalanan karirnya, yang dimulai dari komunitas komik paraGraph. Kemudian dia sempat menjadi colorist untuk beragam proyek-proyek komisi, termasuk PETUALANGAN WENING DAN KAWAN-KAWAN: SELALU ADA JALAN PULANG, sebuah komik gratis pemerintah yang naskahnya ditulis oleh penulis cerita-cerita radio dan ditujukan untuk membantu pekerja migran Indonesia. Widi juga pernah mewarnai komik-komik majalah Disney terbitan lokal, salah satunya PAMAN GOBER: PERAMPOK KERETA ULUNG.

Setelah perjalanan penuh warna tersebut, dia mengumbar kisahnya sebagai seorang layouter atau designer untuk beragam majalah; termasuk di antaranya Majalah Komik Indonesia MIKON dan SHONEN FIGHT, majalah komik kerja sama Fajar Waka Semesta dengan editor Shueisha Yoshihiki Wakanabe.

Baru kemudian setelah menyaksikan film MERANTAU yang disutradarai oleh Gareth Evans dan diproduseri Ario Sagantoro, Widi mulai berkecimpung ke dalam dunia komik adaptasi film. Karya penggemar pertamanya di bidang ini adalah PRAHARA, adaptasi film silat tersebut, yang diberikan tagline: “Inspired by Indonesia’s First Modern Silat Motion Picture.” Di sini dia mendapatkan sejumlah pengalaman, dukungan, dan juga saran yang sangat penting untuk pembuatan komik karya fan yang didasari karya lain dengan kekayaan intelektual sendiri.

“Yang saya colek di social media itu bukan Gareth Evans-nya — tapi Ario Sagantoro-nya,” jelas anggota Kalibrasi Komik tersebut. “[…] Kemungkinan keterbacaan tweet saya [kepada Gareth] itu rendah. Mungkin kita mention Gareth, tapi pasti Gareth kayak, ‘Ini apaan sih, di negara gua banyak!’”

Widi pun memutuskan untuk menunjukkan PRAHARA kepada Ario, dan tanpa diduga, sang produser film tersebut sangat suka dengan karya dan memiliki banyak hubungan dengan penggiat komik lokal seperti Ahmad Thoriq, pencipta CAROQ. “Dia sangat menyambut baik bahwa kita meng-komik-kan dari filmnya,” tambah Widi. Tidak hanya itu, Ario juga memberikan Widi sebuah saran yang berharga agar karyanya bisa melepaskan diri dari belitan hak cipta film dan kekayaan intelektual lain.

Tapi kalau elu bikin sebuah komik yang ‘inspired by’ kita nggak punya hak apa-apa atas komik lu dan akan lebih gampang buat lu buat nerbitin [komik tersebut].”

Komik-komik yang sudah diterbitkan oleh Widi Susanto

“‘Elu kalau bikin komik, jangan bikin komik dari film gua’,” bilangnya meniru sang produser. “Kalau elu bikin komik dari MERANTAU, elu bakal kepentok: 1) IP, hak cipta dari komik itu. 2) Kita akan melalui proses editorial yang bertele-tele. Tapi kalau elu bikin sebuah komik yang ‘inspired by’ kita nggak punya hak apa-apa atas komik lu dan akan lebih gampang buat lu buat nerbitin [komik tersebut].”

Widi pun memegang erat nasehat itu ke dalam lubuk hatinya hingga sekarang. Setelah usai dengan PRAHARA, dia kemudian mengerjakan BPBT alias Balai Penelitian Bukit Tengkorak yang diilhami dari film TENGKORAK buatan Yusron Fuadi. Meski aslinya dia hanya membantu promosi film tersebut untuk sebuah acara galang dana nonton bareng untuk korban Gempa Palu tahun 2018 silam, ternyata dia malah terpincut dengan ceritanya. Selain BPBT, Widi melebarkan sayap komik adaptasi TENGKORAK dengan KAMBODJA — sampai akhirnya dia diminta langsung oleh Yusron untuk membuat komik adaptasi resmi film tersebut dengan judul yang sama.

“Saya jadinya kenal dengan Mas Yusron dari acara nobar itu. Saya ingin ngasih apresiasi buat beliau, saya bikin lah komik pertama, judulnya BALAI PENELITIAN BUKIT TENGKORAK. Komik ini adalah prekuel ala-ala saya tentang film TENGKORAK, bilang Widi. “Nggak disangka, saat beliau megang bukunya, tanggapan beliau sangat luar biasa sekali, seneng banget, kita intens ngobrol, ‘Yuk kita bikin sesuatu’, ‘Yuk kita eksplor lebih dalam karakter-karakter tentang TENGKORAK ini,’ sehingga akhirnya lahir KAMBODJA di tahun 2022.”

“Kemudian tahun 2024, tahun ini, rilis komik based on filmnya dan penutup trilogi TENGKORAK, dari BPBT sampai KAMBODJA, judul ini adalah kulminasi dari trilogi itu dan menjadi satu-satunya official comic-nya film TENGKORAK,” tambah Widi.

Mohammad Arief Russanto mempresentasikan karyanya bersama Zaidd dari ONTAKERIPUT COMCIS

Sesi kedua bersama Mohammad Arief Russanto pun dibuka dengan perjalanan panjangnya sebagai seorang ilustrator di komunitas Lebah Komik dan mengerjakan buletin-buletin kampus. Berawal dari sana, dia berkenalan dengan banyak sekali komikus-komikus lain. Bersama Widi di paraGraph, Arief juga berkontribusi dalam pembuatan PETUALANGAN WENING DAN KAWAN-KAWAN: SELALU ADA JALAN PULANG sebagai penciller dan line artist. Tidak hanya itu, Arief sempat ditugaskan untuk menggarap komik bertema Pitung untuk majalah DJAKARTA: THE CITY LIFE MAGAZINE setelah BENNY & MICE meninggalkan majalah tersebut.

Dari paraGraph dan meninggalkan dunia kampus di tahun 2006-2007, Arief mulai serius berkecimpung di dunia perkomikan dengan bekerja sebagai ilustrator di Jagoan Comics. Pria dengan nama pena arivrussanto itu pun mengerjakan ZANTORO, SAIFER, dan SERIKAT JAGOAN. Dia pun akhirnya digaet oleh Skylar Comics di tahun 2011 setelah salah satu pendirinya, Aswin MC Siregar, melihat gambarnya di restoran Comic Cafe. Tidak lama edisi pertama VOLT pun meluncur ke pasaran.

Selain mengambil komisi dan proyek-proyek komik, menurut Arief penting juga untuk mengambil pekerjaan ilustrasi lain sekaligus membangun relasi. “Ketika mereka ada, ajak ngobrol sebentar, kasih liat gambar-gambar kita,” bilangnya. “Dari situ sih, kadang suka diajakin proyek, dari temen ke temen, dari mulut ke mulut. Dan nggak harus ngerjain komik, sih.”

Usai Arief keluar dari Skylar Comics, dia sempat kesulitan mendapat pekerjaan freelance. Saat minim order, dari 10 lebih penerbitan independen dan perseorangan yang dia kontak, dia tidak mendapatkan panggilan satu pun. Namun hal tersebut tidak pernah mematahkan semangatnya. Mendadak, dia dikontak oleh penulis Corey Perkins untuk membantu membuat ilustrasi dan line art proyek Kickstarter ERNEST & THE DREAM STONE. Tampaknya, Corey pernah melihat portofolionya di situs berbagi gambar seperti DeviantArt dan ArtStation. Merasa cocok dengan goresan tangan Arief, dia langsung mengontak sang komikus lepas tersebut melalui situs itu.

“‘Mau nggak ngerjain ERNEST? Kalau mau, gua tawarin ke yang pegang IP-nya. Lu pernah nonton ERNEST nggak?’” tiru pria kelahiran Solo tersebut. “Dia kasih link-nya, suruh nonton di YouTube, segala macem.” Beberapa bulan setelah mendiskusikan rate harga dan gambar, Arief pun direkrut untuk proyek Kickstarter tersebut dan ditugaskan membuat lima halaman contoh demi melihat respon penggemar serial film ERNEST.

“[Saya] malah sempat ditanya sama penulisnya, ‘Ini masih mau diterusin nggak nih, masih punya semangat nggak buat proyeknya?’,” bilang Arief. “Tapi yah namanya kesempatan kan ya? Ya udah, saya coba aja deh.”

Sesi foto bersama Widi Susanto dan Mohammad Arief Russanto

Dengan ditutupnya sesi diskusi dan tanya jawab lewat foto bersama, tim ONTAKERIPUT COMICS kemudian menerima pitching ide dan konsultasi komik dari beberapa pengunjung yang sudah ikut meramaikan acara PANEL BY PANEL: From Film to Comic kali ini. Bagi kalian yang sudah memiliki IP dan karya sendiri pun, ONTAKERIPUT COMICS bisa diajak untuk bekerja sama dalam hal penerbitan, marketing, maupun merchandising seperti mainan berbagai ukuran, poster, dan produk lainnya.


Leave a Reply

en_USEN
PAGE TOP